Hari Minggu Biasa ke 23

Kata Pembukaan :

Menyenangkan juga bertemu dan berbicara dengan orang bijaksana,orang yang menunjukkan keterbatasan harta dunia dan hubungan antara manusia.Bacaan hari ini mengajar kita tentang kebijaksanaan hidup.Dalam tingkah laku kita harus dapat membedakan mana yang baik dan mana yang perlu.Hidup itu lebih daripada mencari wang dan memelihara relasi.Itu memang harus ada tetapi harus diabadikan kepada kedatangan kerajaan surga,dimana tak dikenal tuan atau budak,melainkan sesama saudara.Semoga pertemuan kita dengan Kristus mendekatkan kita satu sama lain.Maka akan datanglah kerajaan Allah.

Pembacaan :
1. Keb 9:13-18 > 'Siapakah sanggup menyelami kehendak Allah?'.
2. Flm 9b:-10-12 > "Terimalah dia bukan sebagai budak melainkan sebagai saudara terkasih."
3. Luk 14:25-33 > "Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya,tak dapat menjadi murid Ku."

Pengantara Injil :
Alleluia...Alleluia...Pandanglah hamba Mu dengan wajah berseri,ajarkanlah kehendak Mu kepada ku...Alleluia...Alleluia.

Antarabacaan :
R ; Tuhan,Engkaulah pelindung kami turun temurun.
# Engkau mengembalikan manusia kepada debu dengan bersabda,"Kembalilah hai anak Adam!"Sebab bagi Mu seribu tahun sama dengan hari kelmarin,sama dengan satu giliran ronda malam.
# Manusia hilang lenyap seperti mimpi,seperti rumput yang disabit.Pagi-pagi berkembang dan berbunga,waktu sore layu dan kering.
# Ajarlah kami menghitung-hitung hari hidup kami,supaya kami beroleh budi yang arif.Kembalilah kepada kami ya Tuhan!Mengapa Engkau berlambat.?Kasihanilah kami,para hamba Mu.
# Penuhilah kami dengan kasih setia Mu waktu pagi,supaya kami bernyanyi gembira seumur hidup.Ya Tuhan,limpahkanlah kemurahan Mu kepada kami dan teguhkanlah pekerjaan tangan kami.

Menghayati Ekaristi dalam Hidup :
Hidup orang Kristian itu serius.Sebab ia menyerahkan dirinya juga dalam hal-hal yang tak terduga.Selain itu pilihan tidak dijatuhkan sekali untuk selamanya,tetapi setiap kali harus memilih lagi.Pada bermacam-macam saat dalam hidupnya dikenang kembali niatnya dan diulang lagi dalam situasi baru berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah.Tiada kekeristianan tanpa salib dan tanpa kesetiaan pribadi kepada Kristus.