Hari Minggu Biasa ke 18

Kata Pembukaan:
Tak seorang pun dapat menjamin hidupnya dengan harta yang melimpah,demikianlah akan kita dengar nanti dari Injil.Bacaan-bacaan hari ini memperingatkan kita akan bahaya berhala,kekayaan dan milik.Segalanya bersifat sementara.Kita tahu tiada seorang pun diantara kita yang dapat membawa sesuatu,mesipun kita terjamin dalam seribu satu hal.Kerananya segala kerja dan kesibukan takkan membuat manusia lebih bahagia.Sekali-sekali perlulah kita merenungkan nilai-nilai yang benar dalam hidup kita dan keindahan sejati yang tak ternilai dengan harta kekayaan.

Pembacaan :
1. Pkh 1:2;2;21-23 Apakah gunanya bagi manusia semua jerih payahnya?
2. Kol 3 :1-5,9-11 " Carilah yang di atas,dimana Kristus berada."
3. Luk 12;13-21 " Siapakah yang akan memiliki segala harta yang kau timbun itu?

Pengantara Injil
Alleluia...Alleluia...Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus sebab milik merekalah kerajaan Allah...Alleluia..Alleluia.

Antarabacaan:
R : Tuhan,Engkaulah pelindung kami turun-temurun.
* Engkau mengembalikan manusia kepada debu dengan bersabda,"Kembalilah,hai anak Adam!"Sebab bagimu seribu tahun sama dengan hari kelmarin,sama dengan satu giliran ronda malam.
* Manusia hilang lenyap seperti mimpi seperti rumput yang disabit.Pagi-pagi berkembang dan berbunga,waktu sore layu dan kering.
* Ajarilah kami menghitung-hitung hari hidup kami,supaya kami beroleh budi yang arif.Kembalilah kepada kami,ya Tuhan!Mengapa Engkau berlambat?Kasihanilah kami,para hamba Mu!
*Penuhilah kami dengan kasih setia Mu waktu pagi,supaya kami bernyanyi gembira seumur hidup.Ya Tuhan,limpahkanlah kemurahan Mu kepada kami dan teguhkanlah pekerjaan tangan kami.

Menghayati Ekaristi dalam hidup
Seorang Kristian sejati takkan mudah tertarik oleh perkara-perkara yang tak ada hubungannya dengan Tuhan.Ia tak mengingkari nilai-nilai duniawi.tetapi ia sedar bahawa semua itu bersifat sementara.Wang memang kuasa untuk membeli apa saja dan menhatur pasaran.tetapi ia menolak untuk menjadikannya semacam berhala ataupun untuk menjadi budaknya.Dengan rendah hati ia menghadap Tuhan yang serba mutlak.Dengan demikian ia bebas sebagai putera Allah.Dan dengan menaruh belas kasih kepada pera papa miskin,ia terjamin dengan harta kekayaan mutlak.Dimana hartanya tersimpan di situlah hatinya tertambat.